Masa
Prasejarah merupakan salah satu fase yang terjadi di dunia. Semua
bangsa mengalami masa prasejarah. Perbedaan masing-masing bangsa
terletak pada kurun waktu masa prasejarah yang diakhiri dengan mengenal
tulisan. Sehingga, masing-masing bangsa masuk ke zaman tulisan/zaman
sejarah berbeda satu sama lain.
Selama
mengalami masa prasejarah, ternyata manusia mampu menggunakan akal
pikirannya – yang dengan pikirannya itu manusia berbeda dengan binatang –
untuk menghasilkan budaya yang bernilai tinggi. Di Indonesia, zaman pra
sejarah terbagi menjadi berbagai macam zaman. Berdasarkan hasil
kebudayaannya, dikenal adanya zaman batu dan zaman logam.
Di
bawah ini, saya menuliskan hasil penelaahan terhadap beberapa hasil
budaya yang terangkum dalam klasifikasi yang berbeda. Saya membedakan
jenis hasil budaya yang berasal dari daerah pedalaman dan daerah pantai.
Namun karena keterbatasan saya, saya tidak bisa mencantumkan gambar
yang dapat membantu memahami benda-benda tersebut. Berikut merupakan
klasifikasi hasil budaya pedalaman dan hasil budaya pesisir:
<!--more-->
A. kebudayaan Pedalaman
- Masa Palaeolithikum
1). Kapak Genggam
Bahan : batu Inti, kerakal, batu andesit, gamping, kersikan
Bentuk : alat serupa kapak tetapi tidak bertangkai, digunakan
dengan di genggam di tangan. Dikerjakan masih secara kasar, sekedar
mencukupi keperluan. Terdiri beberapa ukuran.
Jenis : Chopper ( alat penetak )
2). Kapak Perimbas
Bahan : Batu Inti, kerakal, batu andesit, gamping, kersikan
Bentuk : berbentuk massif digunakan dengan cara digenggam
Jenis : chopper ( alat penetak )
- Tipe Serut samping
Bahan : Segumpal batu, kerakal
Bentuk : tajamnya berada di sisi yang berlawanan dengan tempat pegangan yang diasah agak tegak.
- Tipe Setrika
Bahan : Segumpal batu, kerakal
Bentuk : berbentuk runcing pada bagian ujungnya seperti setrika.
- Tipe Kura-kura
Bahan : Segumpal batu, kerakal
Bentuk : Beralas, membuat dengan permukaan atas yang cembung dan meninggi.
3). Pahat genggam
Bahan : Batu Inti, kerakal, batu andesit, gamping, kersikan
Bentuk : agak persegi berukuran sedang dan kecil terjalnya yang
berada di sisi yang berlawanan dengan tempat pegangan yang ditatah agak
tegak.
Jenis : Chopper ( Alat Penetak )
4). Proto Kapak Genggam
5). Alat serpih bilah ( Penggaruk, Serut, gurdi, penusuk pisau)
Bahan : Gamping kersikan, batu luar endap, kalisedon berwarna kuning, kerakal. Serpihan dari batu Inti
Bentuk : Berbentuk serpihan kecil sebagai perkakas berbentuk
sederhana yaitu kecil dan sebagian berujung konveks, membulat.
Jenis : Chopper
- Masa Mesolithikum
1). Pebble (kapak Sumatra)-Sumatralith
Bahan : Batu andesit, batu kali yang dipecah/dibelah
Bentuk : Berbeda dengan chopper, sisi luar lebih halus tidak
diapa-apakan, sisi dalam dikerjakan lebih lanjut ; kedua sisinya
kelihatan bergelombang, panjang, bulat, meruncing.
Jenis : Pebble Culture (kebudayaan Pebble);tradisi Bascon-Hoabinh
2). Hache Courte (kapak pendek)
Bahan : Batu andesit
Bentuk : bentuknya setengah lingkaran, dibuat dengan memukuli dan memecah batu. Belum diasah, tajamnya terdapat di sisi yang melengkung.
Jenis : Pebble Culture.
3). Pipisan
Bahan : Batu
Bentuk : semacam lempeng untuk menggiling dan landasannya.
Jenis : Pebble Culture.
4). Abris Sous Roche (gua yang dipakai sebagai tempat tinggal manusia purba).
Bentuk : Menyerupai ceruk-ceruk di dalam batu karang yang cukup untuk memberikan perlindungan ketika panas dan hujan.
- Masa Neolithikum
1). Beliung/pacul
Bahan : batu api dan Chalcedon
Bentuk : kapak persegi yang berukuran besar, bentuknya agak
melengkung sedikit, diberi tangkai yang diikatkan pada lengkung itu. Digunakan untuk
mengerjakan kayu.
Jenis : Kapak persegi
2). Tarah
Bahan : batu api dan Chalcedon
Bentuk : Kapak persegi berukuran kecil, bentuknya agak melengkung
sedikit, diberi tangkai yang diikatkan pada lengkung itu. Digunakan
untuk mengerjakan kayu.
Jenis : Kapak persegi
3). Kapak Bahu
Bahan : Batu Indah dan chalcedon
Bentuk : Relatif sama dengan kapak persegi yang lain, hanya
dibagian yang diikatkan pada tangkainya diberi leher, sehingga
menyerupai bentuk botol yang persegi.
Jenis : kapak persegi
4). Walzenbeil
Bahan : Batu chalcedon
Bentuk : Kapak lonjong yang berukuran besar, penampang alangnya
lonjong, bentuk bundar telur. Ujungnya agak lancip ditempatkan di
tangkai dan ujung lainnya yang bulat diasah sehingga tajam.
Jenis : Kapak lonjong
5). Kleinbeil
Bahan : Batu chalcedon
Bentuk : Kapak lonjong yang berukuran kecil, penampang alangnya
lonjong, bentuk bundar telur. Ujungnya agak lancip ditempatkan di
tangkai dan ujung lainnya yang bulat diasah sehingga tajam.
Jenis : Kapak Lonjong
6). Gelang
Bahan : Batu Indah, manik-manik, kulit kerang
Bentuk : Bulat gepeng, kedua sisi dicekungkan dengan di pukul,
cekungan bertemu menjadi sebuah lobang kemudian digosok dan diasah
menjadi bentuk yang diinginkan. Atau dengan menggurdi batu bulat gepeng
dengan gurdi bambu dengan seutas tali dan sebilah bamboo dengan diputar
diatas muka batu yang lebih dulu diberi air dan pasir.
Jenis : Perhiasan
7). Kalung
Bahan : Batu-batu yang dicat, batu-batu akik.
Bentuk : Menggurdi biji-biji kalung sehingga tercipta lobng yang sangat kecil.
Jenis : Perhiasan.
8). Alat-alat Obsidian
Bahan : Batu kecubung (obsidian)
Bentuk :
Jenis : Alat mikrolit ; Untuk berburu, bercocok tanam, dan pekerjaan sehari-hari.
9). Gerabah
Bahan : Tanah liat
Bentuk :
- Periuk : Bentuk badan kebulat-bulatan memiliki tepian yang
melekuk, dan melipat keluar, tidak berhias, memiliki alascekung.
- Cawan
: Bentuk beralas bulat dengan tepian langsung yang melengkung kedalam.
Beralas rata dengan tepian langsung. Mirip pedupaan. Kaki dibuat
terpisah dari badannya. Bekas smbungannya masih tampak.
- Kereweng
Polos dan berhias : Bentuk hiasannya berupa pola garis pendek sejajar
dan pola lingkaran, pola geometris. Berlapis merah dan dihiasi dengan
menggunakan cara digores atau dengan menggunakan tatap meniru pola-pola
hiasannya (garis lurus).
- Periuk bermulut lebar : bentuk Tepinya melengkung keluar dan beralas cembung.
Jenis : Gerabah/alat-alat rumah tangga
10). Alat pemukul kulit kayu
Bahan : Kayu
Bentuk : Berbentuk persegi panjang terdiri dari gagang dan bagian
pemukul. Bagian untuk memukul kulit kayu ini cekung dan sejajar ujung. Bagian pemukulnya meruncing keatas menyerupai tanduk.
Jenis : -
11). Perhiasan
Bahan : Batu dan kulit kerang
Bentuk : Manik-manik, gelang
Jenis : Perhiasan
- Tradisi Megalithik
1). Menhir
Bahan : Batu
Bentuk : Batu panjang yang didirikan tegak diletakkan di suatu tempat untuk peringatan orang mati.
Jenis : Tradisi Megalithik
2). Kubur berundak
Bahan : Batu
Bentuk : Kuburan yang dibangun di atas sebuah bangunan berundak-undak
Jenis : Tradisi Megalithik
3). Kubur peti batu
Bahan : Batu
Bentuk : Kubur berupa sebuah peti yang dibentuk dari enam buah
papan batu, terdiri dari dua sisi panjang, dua sisi lebar, sebuah lantai
dan sebuah penutup peti
Jenis : Tradisi Megalithik
4). Lesung Batu
Bahan : Batu
Bentuk : Sebongkah batu yang diberi lobang sebuah atau lebih
Jenis : Tradisi Megalithik
5). Dolmen
Bahan : Batu
Bentuk : Tempat sesaji atau meja sesaji. Akan tetapi ada pula
dolmen semu yaitu dolmen yang dibawahnya digunakan untuk menguburkan
jenazah. Dolmen ini disebut pandhusa.
Jenis : Tradis Megalithik
6). Sarkophagus
Bahan : Batu
Bentuk : Tempat mengubur jenasah berbentuk seperti lesung
- Tipe A : berukuran kecil serta bertonjolkan di bidang depan dan bidang belakang wadah dan tertutup.
- Tipe B : Berukuran sedang tanpa tonjolan
- Tipe C : Berukuran besar, bertonjolkan di masing-masing bidang wadah tertutup.
Jenis : Tradisi Megalithik
7). Kalamba
Bahan : Batu
Bentuk : Tempat mengubur jenasah berbentuk bulat lonjong. Tutup kalamba disebut tuatena
Jenis : Tradisi Megalithik
8). Waruga
Bahan : Batu
Bentuk : Bentuk kubur berupa sebuah peti kubur batu kecil
berbentuk kubus dan ditutup dengan batu lain berbentuk atap rumah. Ukuran paling tinggi tidak lebih dari dua meter. Istilah lain lainnya adalah tembikar.
9). Arca
- Kebudayaan Pengecoran Logam
1). Nekara Pejeng
Bahan : Perunggu
Bentuk : Besar, tinggi 1.98. Bidang
pukul bergaris tengah 1.60 m menjorong 25 cm. Keluar dari bagian bahu
yang melurut ke bawah dan melengkung kedalam di bagian pinggang yang
berbentuk silinders. Bagian kaki yang terbentuk genta yang melebar di bagian bawah.
Jenis : Benda-benda perunggu
2). Nekara Tanurejo
Bahan : Perunggu
Bentuk : Bidang pukulnya berhias pola bintang bersudut 12 ditengah. Sekeliling bintang terbagi menjadi 4 ruang.
Jenis : Benda-benda perunggu
3).Nekara Peguyangan
Bahan : Perunggu
Bentuk : Bidang pukulnya berhias pola bintang bersudut 8 ditengah dan 4 ruang yang mengelilingi bintang dihias.
Jenis : Benda-benda perunggu
4). Nekara Bebitra
Bahan : Perunggu
Bentuk : Bidang pukulnya dihias pola bintang bersudut 8 ditengah.
Jenis : Benda-benda perunggu
5). Nekara Tipe Heger I
Bahan : Perunggu
Bentuk : Mempunyai bidang pukul dengan garis tengah yang lebih
besar daripada ukuran tinggi keseluruhan nekara. Bahu berbentuk cembung,
bagian tengah berbentuk silindrik, kaki melebar berbentuk seperti
kerucut terpancung dengan bagian bawah yang terbuka.
Jenis : Benda-benda perunggu
6). Nekara Tipe Heger II
Bahan : Perunggu
Bentuk : Mempunyai bidang pukul yang lebih besar daripada tubuh
nekara. Sehingga menjorong keluar, bagian bahu tidak berbentuk cembung
tetapi melurus ke pinggangnya.
Jenis : Benda-benda perunggu
7). Nekara Tipe Heger III
Bahan : Perunggu
Bentuk : Bagian bahunya melurus ke bawah, dan dibagian pinggang
agak melengkung kedalam sehingga tampak bentuk pinggang.
Jenis : Benda-benda perunggu
8). Nekara Tipe Heger IV
Bahan : Perunggu
Bentuk : Mempunyai bidang pukul yang menutup badan nekara, bahu
berbentuk cembung, bagian tengahnya hanya sedikit membentuk pinggang
kemudian lurus ke bawah.
Jenis : Benda-benda perunggu
9). Kapak Perunggu Tipe dasar (tipe I)
Bahan : Perungu
Bentuk : Lebar dengan penampang lonjong, garis puncak (pangkal)
tangkainya cekung. Kadang-kadang lurus dan bagian tajamnya cembung.
Jenis : Kapak Perunggu
10). Tipe ekor burung seriti (Tipe II)
Bahan : Perunggu
Bentuk : Bentuk tangkai dengan ujung yang membelah seperti ekor
burung seriti. Ujung tajaman biasanya berbentuk cembung seperti kipas.
Jenis : Kapak Perunggu
11). Tipe Pahat bertangkai (Tipe III)
Bahan : Perunggu
Bentuk : lebih panjang daripada tajamnya. Bentuk tangkainya ada
yang menyempit dan lurus, ada yang pendek dan lebar. Bentuk tajaman cembung/lurus.
Jenis : Kapak Perunggu
12). Tipe Tembilang (Tipe IV)
Bahan : Perunggu
Bentuk : Seperti tembilang, tangkainya pendek, mata kapak gepeng.
Bagian bahu lurus kea rah sisi-sisinya. Mata kapak berbentuk Trape Sorda atau setengah limgkaran.
Jenis : Kapak Perunggu
13). Tipe Bulan sabit (Tipe V)
Bahan : Perunggu
Bentuk : Mata kampak berbentuk bulan sabit. Bagian tengah lebar
yang kemudian menyempit kedua belah samping. Sudut-sudut tajamnya
membulat. Mata kapaknya sangat pipih.
Jenis : Kapak Perunggu
14). Tipe jantung (Tipe VI)
Bahan : Perunggu
Bentuk : Mata kapak berbentuk seperti jantung. Tangkainya panjang dengan pangkal yang cekung. Bagian bahu melengkung pada ujungnya.
Jenis : Kapak Perunggu
15). Tipe candrasa (Tipe VII)
Bahan : Perunggu
Bentuk : tangkainya pendek dan melebar pada pangkalnya. Mata kapak
tipis dengan kedua ujungnya melebar melengkung kea rah dalam. Pebebaran
yang tidak sama membentuk bidang mata yang asimetris.
Jenis : Kapak Perunggu
16). Tipe Roti (Tipe VIII)
Bahan : Perunggu
Bentuk : Tangkai kapaknya melengkung serta panjang. Dituang menjadi satu dengan kapak.
Jenis : Kapak Perunggu
17). Bejana Perunggu
Bahan : lempengan Perunggu
Bentuk : Berbentuk bulat panjang seperti kepis atau keranjang.
Jenis : Kebudayaan Logam (Perunggu)
18). Patung
Bahan : Perunggu
Bentuk : Bermacam-macam bentuk seperti binatang atau orang.
Jenis : Kebudayaan Logam (Perunggu)
19). Gelang, cincin
Bahan : Perunggu
Bentuk : Dihias dengan pola Geometrik atau pola bintang. Pola hias
pada gelang-gelang berupa poal-pola tumpal, garis tangga, duri ikan,
spiral.
Jenis : Perhiasan Logam
20). Ujung Tombak
Bahan : Perunggu
Bentuk : Berbentuk daun dengan tajaman pada kedua sisi.
Jenis : Kebudayaan Logam (Perunggu)
21). Belati
Bahan : Perunggu
Bentuk : Bermata besi cagam, dihias dengan pola lingkaran tangent dan pola tangga.
Jenis : Kebudayaan Logam (Perunggu)
22). Ikat Pinggang
Bahan : Perunggu
Bentuk : Berpoal geometris berupa lingkaran tangent.
Jenis : Kebudayaan Logam (Perunggu)
23). Bandul atau mata kalung
Bahan : Perunggu
Bentuk : Berbentuk manusia stilistis dengan ujung-ujung kedua
lengan yang cembung. Disamping bertemu pada ujung-ujung kaki yang
melengkung keatas.
Jenis : Perhiasan
24). Kelintingan kecil
Bahan : Perunggu
Bentuk : Berbentuk kerucut dengan celah disisinya dan sebuah alat
untuk mencabut jenggot yang sederhana berbentuk huruf U.
B. Kebudayaan Pantai
- Masa Palaeolithikum
1). Sudip
Bahan : Alat tulang dan tanduk rusa
Bentuk : Dibuat sedemikian rupa menjadi semacam alat penusuk
(belati) untuk mengorek ubi dan keladi dalam tanah.
Jenis : Flakes
2). Ujung tombak
Bahan : Tanduk rusa, ekor ikan pari, ada yang dari batu indah (chalcedon)
Bentuk : dipasang di ujung tombak dengan gigi-gigi pada sisinya. Digunakan untuk menangkap ikan (seperti Ikan Harpun)
Jenis : Flakes
3). Serut
Bahan : Pecahan Batu
Bentuk : Bulat, lonjong, persegi, tidk teratur, lurus
4). Alat tulang ( sudip, serpih, batu-batu bundar, lancipan)
Bahan : kerang
Bentuk : Spiral, berwarna biru, konveks
5). Kapak Penetak Gigantolith
Bahan : Karang kersikan
Bentuk : Berukuran besar, tajamnya berliku-liku
- Masa Mesolithikum
1). Kjokkenmoddinger
Bahan : Sampah dapur berupa kulit kerang dan siput
Bentuk : Berupa rumah-rumah bertonggak dari siput dan kerang yang
dipatahkan ujungnya dan dihisap isinya dan kepalanya. Kulit-kulit itu
dibuang selama ribuan tahun dan menjadi bukit kerang dengan tinggi
mencapai beberapa meter.
Analisis : Letak Kjokkenmoddinger yang ditemukan disepanjang pantai
Sumatra Tiimur Laut diantara langsa di Aceh dan Medan, beberapa puluh
kilometer dari laut sekarang. Walau demikian dipastikan merupakan
kebudayaan pantai, sebab garis pantai yang berubah-ubah dalam waktu yang
lama, menunjukkan bahwa dulunya Kjokkenmoddinger terdapat di tepi
pantai. Bahan Kulit kerang dan siput adalah cirri hasil pantai.
2). Sudip, belati, mata panah
Bahan : Tulang Binatang yang dibuat alat dan perhiasan
Bentuk : Alat-alat penusuk untuk berburu
Jenis : Bone Culture (Tradisi alat-alat tulang)-Kebudayaan Sampung
3). Ujung Panah
Bahan : Batu indah seperti Jaspis dan Chalcedon.
Bentuk : Semuanya bertangkai pada pangkalnya, namun memiliki
keistimewaan yaitu sisi-sisinya bergerigi (seperti gergaji) yang
merupakan corak khusus ujung panah Toala.
Jenis : Flake Culture (tradisi serpih bilah)-Kebudayaan Toala.
- Masa Neolithikum
1). Periuk Belanga
Bahan : Tanah
Bentuk : Tidak diketahui dengan pasti, hanya ditemukan pecahan-pecahan. Namun disimpulkan belum menggunakan Pelarikan (roda landasan)
Jenis : Tembikar